Senin, 21 Mei 2012

Ernesta ( II )

Kamu perlu tahu. Aku pikir kamu harus tahu, apa yang aku pendam 4 tahun ini. Mungkin dengan begitu, beban dalam hatiku akan sedikit berkurang. Dan kamu akan tahu, bagaimana kamu di mataku selama ini. Akan aku terima, jika kamu menjauhiku setelahnya. Setidaknya kamu tahu dulu. Dan akan kuawali, dari bagaimana rasa itu tumbuh.

Kala itu, kamu makhluk manis di antara kumpulan manusia lainnya. Kamu begitu mencuri perhatianku. Mata mungilmu yang lucu, begitu menggoda imanku. Ya, itu perasaan yang salah. Dan bisa jadi terlarang. Entah mengapa, aku mulai mencintaimu, perempuan paling manis di sekolah musik kita. Dan aku, kata mereka adalah perempuan idealis yang terlalu liar untukmu. Hey Abigail, adalah hal wajar jika banyak yang tertarik padamu. Kamu memang seperti malaikat. Dan aku, salah satu yang beruntung menjadi teman terbaikmu.

Kamu terlalu sering melihatku mabuk. Kamu sering begitu sedih melihat vodka bertebaran di kamarku. Tahukah kamu Abigail? Aku begitu karena terlalu sakit. Aku harus menahan diri supaya kamu hidup damai tanpa tahu perasaanku. Kamu pasti telah mendengar berulang kali, vodka adalah penghibur terbaikku. Meskipun ia tak pernah memberiku jalan keluar terbaik. Bukan, bukannya kamu tak mampu menggantikannya. Tapi bagaimana kamu yang menyakitiku mampu menghiburku? Mencintaimu yang membuatku mengakrabi mereka.

Hey Abigail, kamu begitu benci saat kuhisap dalam - dalam rokokku. Kenapa? Aku harus menutupi nafas beratku saat banyak lelaki mendekatimu. Tak bolehkan kututupi perih itu? Dan kenapa kau harus meminta? Kamu tak perlu menutupi apapun kan? Kamu yang begitu cantik, begitu indah menurutku. Jangan pernah menyuruhku menutupi perih ini. Akan jadi lucu jika aku yang penuh rajah ini menangis.

Mungkin mencintaimu bukan ide yang bagus. Apalagi dengan kesamaan gender kita. Andaikan aku lelaki, aku pasti juara hatimu. Entahlah, aku yakin aku mampu. Aku pasti akan membuatmu tertawa tiap hari. Dan aku yakin, pelukanku akan selalu membuatmu diam setelah lama tergugu.

Abigailku yang manis, aku takut kehilanganmu. Aku takut menyakitimu dengan cintaku. Aku takut kamu pergi meninggalku. Aku lebih suka meninggalkan, karena aku tak pernah suka sendirian. Semoga kamu mau memaafkan rasa cintaku ini, dan bisa mengerti bagaimana rasanya menjadi aku. Semoga kamu tahu, ini tak pernah mudah untuk aku jalani.

Cium sayang dari aku yang slalu mengasihimu...

Ernesta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar